Oleh
Melki Pangaribuan
“Sapu Lidi:
Apabila batang-batang lidi bersatu maka semakin kuat dan bermanfaat.
Namun sebaliknya, apabila batang-batang lidi terpisah dari ikatan maka mudah patah
dan tidak ada manfaatnya.”
Falsafah di atas sangat cocok sebagai simbol praksis (refleksi dan aksi) untuk menggambarkan OMK St. Clara akhir-akhir ini.
Secara territorial, kini paroki St. Clara memiliki 12 (sebelas) OMK wilayah, yaitu wilayah Santa Agnes, Santa Anastasia, Santo Antonius, Santo Bonaventura, Santa Bunda Teresa, Santa Elisabeth, Santo Fidelis, Santo Fransiskus Asisi, Santo Konradus, Santo Thomas Aquino, Santo Yohanes Pemandi dan Santo Ignatius Loyola. Secara struktur organisasi, seharusnya dua belas wilayah paroki St. Clara memiliki 12 komunitas basis (kombas) OMK wilayah.
SEJAUH MEMANDANG
Pada kesempatan kali ini, saya mengajak Saudara-Saudari sekalian, khususnya OMK (Katolikers*), untuk berdiskusi mengenai 12 wilayah OMK Paroki kita ini. Kita akan secara kualitatif meninjau aspek organisasi, aspek karya-kegiatan dan aspek kehadiran partisipan OMK Clara.
OMK (Orang Muda Katolik) adalah suatau istilah dan definisi atau batasan yang digunakan untuk generasi muda (Philips; 2008).
Ohia… Katolikers, batasan usia OMK yang saya maksud di sini adalah kategori usia 15-35 tahun (belum menikah). Pembatasan ini hanya sekedar mengingatkan bahwa OMK Clara kita lebih dari 1000 jiwa (bdk. Warta Klara, 10 Januari 2010). Oleh karena itu, pembatasan usia diharapkan ideal sesuai dengan Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga Seksi Kepemudaan (ADART SIKEP).
Dalam kesempatan ini pula, saya TIDAK mengajak Katolikers untuk mengkaji aspek rohani (moral iman). Mengenai pandangan rohani mari kita serahkan saja pada Tuhan dan Hirarki gereja. Setuju kan? Semoga lain kesempatan kita dapat mendiskusikan.
Katolikers yang terkasih, marilah kita belajar merefleksikan segala pengalaman, keikutsertaan, dan kepeduliaan kita pada OMK Clara selama ini. Setelah itu, marilah kita secara bersama-sama mengambil peran untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas OMK Clara, supaya menjadi terbaik pada masa sekarang dan masa selanjutnya sesuai kehendakNya.
TERLIBAT OMK CLARA
Sejak saya terlibat aktif dalam komunitas OMK Clara, Februari 2007, sampai dengan tulisan ini dibaca oleh Katolikers. OMK wilayah paroki St. Clara memiliki banyak kegiatan, karya, pelayanan bagi gereja dan masyarakat. Sebagian di antara kita terlibat dalam kegiatan yang terlaksana di tingkat OMK wilayah maupun paroki kita.
Semua kegiatan OMK Clara tersebut terlaksana dengan penuh semangat muda, penuh cinta kasih, keunikan, kreasi dan kreatif. Kegiatan tersebut antara lain seperti Valentine Day’s, Kunjungan Pastoral (Kupas), Retret, Ziarah Rekoleksi (ZiaRek), Misa OMK, Rosario, Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN), Panduan Suara pada Misa Mingguan/NaPas (Natal Paskah), Bakti Sosial, Pesta Santo-Santa, Pesta Paroki, Pesta Kemerdekaan R.I, Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK), dsbnya.
POLEMIK OMK CLARA
Katolikers yang terkasih, kita ketahui bersama bahwa berbagai bentuk kegiatan OMK Clara terlaksana dengan baik. Tapi kita harus menyadari pula bahwa masih banyak keprihatinan-keprihatinan pada OMK Clara yang harus dibenahi dan diperbaiki.
Pertama, sekitar 80% Katolikers Clara kurang termotivasi dalam hidup menggereja (berkomunitas) atau terlibat pada pelayanan komunitas gereja: OMK Clara lingkungan, wilayah, dan paroki. Kita dapat mengukurnya dengan kehadiran dan keterlibatan OMK pada setiap kegiatan kategorial dan territorial, yang 4L (Lo Lagi Lo Lagi).
Kedua, kebanyakan OMK Clara tingkat wilayah kurang atau hampir tidak pernah mendapatkan pembinaan atau pelatihan kepemimpinan (level dasar, advance, dan profesional).
Ketiga, OMK wilayah kurang atau sebagian diantaranya tidak memiliki tokoh pembimbing dan pembina AWAM. Pembina yang bersedia concern terhadap Katolikers maupun keorganisasian OMK Clara.
Dan keempat, Katolikers kurang memiliki sikap dan jiwa kepemimpinan Kristiani. Katolikers belum sungguh-sungguh “sadar dan mengetahui” dalam setiap langkah maupun keputusan; kurang bertindak tegas dalam bersikap dan berelasi, serta kurang saling berbagi satu dengan lain. Dengan kata lain, point keempat ini adalah aspek kepribadian Katolikers.
Pada kesempatan ini saya hanya memfokuskan beberapa keprihatinan di atas. Semoga pada kesempatan berikutnya, kita dapat mengembangkan diskusi yang lebih komperhensif. Sehingga kita dapat menyelesaikan keprihatinan-keprihatinan dan membangun OMK Clara yang lebih baik. Okey kan? “Okey-lah ka-lo beg-beg-beg’gitu..”..hhhe
MOTIVASI KATOLIKERS
Mari kita saling bertanya pada diri masing-masing, “Apakah motivasiku dalam hidup menggereja?”
Saya sendiri, sebagai Katolikers, memiliki motivasi untuk melayani Tuhan dengan segala kekurangan dan kelebihan saya.
Saya menerka dengan pasti, bahwa beberapa Katolikers memotivasi diri dengan bermacam-macam maksud/alasan pelayanan, sesuai dengan talenta dan panggilan Tuhan. iya kan? Semoga ya!
Ohia… bagi Katolikers yang belum mengetahui motivasi hidup menggereja, di sini saya share-kan hal-hal yang pernah saya lakukan untuk menguatkan dan meningkatkan motivasi pelayanan saya.
Satu, Saya menyadari diri bahwa saya ini adalah ciptaan Tuhan. Saya yakin bahwa hidup ini memiliki tujuan, yaitu ikut serta dalam perutusan pewartaan Injil Kerajaan Allah. Segala yang baik, bahagia, sejahtera berasal dari Tuhan.
Sementara itu, segala kesusahan yang saya alami, kesedihan, penderitaan bahkan dosa yang saya pernah perbuat, merupakan pelajaran yang sangat berarti, supaya saya perbaiki menjadi baik dan benar di kemudian hari.
Peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dalam hidup saya, telah saya serahkan pada pertolongan dan ampunan Tuhan Yesus.
Dua, Saya bertanya dan bersedia berproses sesuai kehendakNya. Apabila saya tidak mengerti akan suatu hal, baik dalam hidup kerohanian maupun hal duniawi, maka saya akan bertanya pada Tuhan dalam doa, atau saya bertanya kepada orang yang lebih dewasa atau yang lebih berpengalaman dari saya.
Jika saya tidak bisa bernyanyi, berkatekese, berdiskusi, maka saya bergabung untuk belajar dan mengasah diri. Kemudian, saya refleksikan proses yang sudah saya laksanakan, ”Apakah ini sungguh talenta yang saya miliki atau sebaliknya? Apakah dengan melakukan ini-itu saya semakin menyenangkan hati Tuhan atau malah sebaliknya?”
Saya menyadari bahwa semua kebaikan Tuhan, baik suka dan duka, merupakan kehendak Tuhan untuk membentuk saya menjadi lebih dewasa Kristiani, beriman, dan cinta kepadaNya. Bdk. II Korintus 13:5,“Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.” (lihatlah lebih lengkap perikopnya)
Nah.., Katolikers yang terkasih, segala kelebihan dan keunikan yang terdapat pada Katolikers dapat digunakan sebagai motivasi awal. Selanjutnya serahkan dan nikmati proses bersama Tuhan bahwa motivasi Katolikers akan terbentuk dengan lebih baik dan benar, sehingga nantinya Nama Tuhan dipermuliakan. (Bdk. II Tesalonika 1:12,“Sehingga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di dalam kamu dan kamu di dalam Dia, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus.”)
TANGGUNG JAWAB BERSAMA
Katolikers yang terkasih, sungguh disayangkan apabila OMK Clara di masa sekarang ini kurang mendapat pembinaan atau pelatihan kepemimpinan. Saya sendiri sungguh sedih sekali dan semakin kawatir apabila Katolikers tidak memiliki pembimbing/pembina AWAM yang bersedia concern terhadap OMK Clara.
“Apa yang dapat diharapkan pada Katolikers Clara di kemudian hari, apabila tidak ada kaderisasi OMK pada masa ini?” ceplos tambahan imajinatif keprihatinan saya.
Apabila kita sepakat mengatakan bahwa Katolikers sebagai generasi muda penerus gereja dan negara, maka pada kenyataannya “bibit-bibit” gereja ini (Katolikers red) harus mendapat pelatihan dan pembekalan “asas dan modal” utama (baca: talenta).
Katolikers, coba kita bertanya ke kiri-kanan, kepada umat paroki kita ini, ”Adakah umat (generasi tua) yang sungguh peduli dengan OMK Clara? Apakah 20 jari Katolikers cukup untuk menghitung mereka?”
Generasi tua harus memberikan pendampingan dan pelatihan kepada OMK, seperti: meningkatkan penghayatan spiritualitas Kristiani, pelatihan Leadership dan Entreprenurship, pemahaman Ajaran Sosial Gereja dan Dokumen-dokumen Gerejawi, dsbnya. Selanjutnya, secara holistik para Katolikers sungguh mengejawantahkan talenta dengan melibatkan diri pada ruang lingkup pastoral dan sosial masyarakat.
Kita semua akan bangga dan sungguh bahagia, apabila setiap OMK wilayah sekurangnya atau memiliki lebih dari 3 Pembimbing/Pembina setiap wilayah.
Para Pembina diharapkan setia mendampingi OMK, meskipun mereka berada di tengah kesibukan. Para pembina diharapkan berpartisipasi aktif dan tidak sekedar memberikan suntikan dana kas sebagai tanda care-nya. Para Pembina juga diharapkan berjiwa muda dan dapat memberikan pengetahuan, share pengalaman serta memotivasi OMK dengan langkah-langkah dan upaya, yang dapat membantu OMK Clara survive di jaman Global warming ini. “Eh… maksud saya jaman Globalisasi! Hhhe…” kidding.
Ohia Katolikers… kita boleh saja mengatakan pada semua orang, bahwa zaman kita berbeda dengan zaman para pendahulu atau orang tua kita. Katolikers juga boleh mengatakan bahwa sekarang ini adalah jaman globalisasi atau post-modern, sehingga segala kebutuhan OMK harus instan dan mandiri. Tetapi, ingatlah! kita sebagai Katolikers tidak bisa melupakan dan tidak boleh melepaskan diri dari dampingan/bimbingan para orang tua serta Pastor kita.
Kita harus mengakui, oleh karena segalam pengalaman, hikmat dan keberhasilan sebagian orang tua kita memang membuktikan secara luar biasa kesuksesan dan keberhasilannya. Orang tua kita telah mengasuh kita, bekerja keras menghidupi keluarga, pokoknya sangat jauh perbandingannya dengan kemampuan yang sekarang kita miliki.
Oleh karena itu, saya mengatakan dengan tegas bahwa OMK Clara harus mendapat pelatihan-pelatihan dan memiliki pendamping/pembina yang berjiwa muda. (Bdk. Amsal 1:8 “Hai anakku, dengarkanlah didikan ayahmu, dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu 1:9 sebab karangan bunga yang indah itu bagi kepalamu, dan suatu kalung bagi lehermu.”)
HARAPAN SAHABAT SEJATI
”Apakah OMK Clara mengharapkan menjadi seperti batang-batang lidi yang kuat dan kokoh? Atau sebaliknya?” celetuk pertanyaan reflektif saya untuk semua Katolikers.
Harapan saya sendiri adalah OMK Clara menjadi seperti Sapu Lidi yang kuat, kokoh dan bermanfaat.
Semua OMK memiliki dua pola tujuan utama yang sama yaitu Satu, menjadi Katolikers dewasa susila, beriman, serta melayani Tuhan dan sesama dengan bertanggung jawab Kristiani. Maka itu, setiap Katolikers harus memiliki relasi yang mesra dan beriman pada Yesus Kristus.
Bersahabat dengan Yesus akan membentuk kepribadian dan kemampuan kita menjadi Katolikers Sejati. “Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.” Yohanes 15:14-15. Nah, bila Yesus mengakui bahwa kita (Katolikers) adalah SahabatNya, maka kita harus hidup sesuai dengan kehendakNya.
Katolikers yang terkasih, mencapai kapasitas integral Katolikers Sejati, yaitu sikap dan berjiwa Kepemimpinan Sejati seperti Yesus Kristus. Maka, kita harus sungguh-sungguh mengikuti proses dan tantangan yang tidak mudah. Katolikers harus keluar dari zona aman dan kenyamanan. Kita harus mengasah Indra kepemimpian kita (lht. Mengasah Indra Pemimpin; Andrias Harefa; 2003). Kita harus sadar dalam melangkah, bertindak tegas dalam bersikap, berpihak pada yang miskin dan menderita, berelasi dengan baik serta saling terbuka dan networking (berjerjaring) antara satu dengan yang lain.
Pola tujuan ke Dua, menjadi Katolikers yang tergabung dan berkorelasi dalam komunitas gereja (baca: Community – Orang-orang Kristiani yang bersatu dalam doa, pelayanan, dan hidup bersama).
12 OMK wilayah harus memekarkan komunitas dengan membentuk kepengurusan organisasi atau komunitas kategorial. Kombas yang dibentuk harus ada kordinasi dan interelasi dengan komunitas besar (tingkat wilayah maupun paroki).
Setiap komunitas yang telah membentuk kepengurusan dapat membuat program kerja dan melakukan kerja sama dengan pembimbing OMK wilayah/kategorial. Selanjutnya, Katolikers membentuk kepanitiaan dan mengajukan proposal suatu kegiatan kerohanian atau pelatihan soft skills. Dengan kerja bersama-sama dan proaktif akan membuktikan hasil terbaik.
SEKARANG MELANGKAH DAN MELAKSANAKAN
Marilah kita sekarang melangkah. Marilah kita semua berharap di perjalan tahun 2010 ini, supaya OMK Clara lebih maju, berkualitas, berkomunitas basis danmenjadi pribadi Katolikers Sejati. Semoga kita semua sungguh menyadari dan melaksanakan bahwa kita semua sungguh-sungguh sehati-sepikir dalam terangNya. (bdk. Filipi 2:2,“karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan.”)
Salam Katolikers. IMANUEL
· Kritik/saran atas artikel ini dapat mengirimkan ke alamat email/FB saya: melki_777@yahoo.com atau ke Jln. Merpati V/13 kodepos 17124.
· Katolikers adalah sebutan/panggilan dari penulis yang ditujukan kepada seseorang/pribadi sebagai pengikut/bagian dari suatu komunitas kerohanian (Orang Muda Katolik). Seperti halnya sebutan duniawi untuk fans club atau follower’s. contohnya: slankers, guys, dst.