PEMBAHASAN
- Pertanyaan:
- Jawaban:
- Menghindari jebakan ajaran sesat modalisme
- Membuktikan bahwa Yesus Kristus adalah Allah
- Beberapa artikel yang membantu
- Yesus tidak pernah mengatakan “Aku Tuhan dan sembahlah Aku”
- Tentang konsili Nicea (325)
- Pengaruh faham helenistik dalam Kekristenan
- Tentang Rasul Petrus dan pengakuannya akan keAllahan Yesus
- Kesimpulan
Pertanyaan:
Shalom semua… Tuhan memberkati…malam ini saya bingung… seperti memilih dua jalan yang saya tidak tahu akhirnya dimana…
saya memang dibesarkan dalam keluarga katolik tapi tidak terlalu fanatik…
masalah saya ini…
dari dulu saya diajarkan tentang 3 pribadi Allah…
Allah Bapa yang adalah Tuhan
Allah Putra yang adalah Yesus
dan Allah Roh Kudus
beberapa waktu yang lalu saya diyakini dan iman saya semakin diteguhkan bahwa pribadi Allah ada masanya sendiri dalam artian
1) saat penciptaan hingga sebelum kelahiran Yesus di dunia, Tuhan yang berkehendak dan mengatur semua, dan Tuhan langsung berfirman pada nabi-nabinya yang kudus tanpa perantaraan apapun dan siapapun
2) saat kelahiran Yesus hingga kebangkitannya, Yesus datang menebus kita dengan darahNya yang suci mulia, bahkan mengadakan tanda-tanda dan mukjizat yang luar biasa agar bisa mengarahkan hati orang kaku dan keras
3) saat Roh Kudus turun atas para rasul sampai saat ini kita diberi Tuhan kuasa untuk dengan kebijakanNya dalam Roh Kudus yang ada dalam setiap kita menaklukan setan dan iblis serta kembali bersatu dengan kerahimanNya
namun beberapa saat yang lalu di salah satu forum ada artikel bahwa sebenarnya Allah kita hanya satu yaitu Tuhan, lalu bagaimana dengan Yesus Kristus? apakah dia nabi atau pribadi Allah yang lain??
saya bingung karena pendapat itu diperkuat dengan pernyataan bahwa Yesus sendiri dalam Alkitab tidak menunjukkan dirinya sebagai salah satu pribadi Allah… saya berpikir Yesus Kristus adalah pintu bagi kemulian Tuhan bersatu dengan kehinaan manusia, sama seperti air dan minyak yang hanya bisa bersatu oleh karena sabun, saya berpikir bahwa doa saya kepada Yesus Kristus adalah sebagai permohonan agar bisa melalui Dia saya bertemu Bapa Pencipta karena telah mengikuti jalannya juga pernyataan Yesus akan hukum kasih yang pertama “kasihilah Tuhan, Allahmu….” juga dalam Mrk. 12:29 “Dengarlah hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa”…kan berarti Yesus menyangkal diriNya sebagai Allah… juga pernyataan bahwa dulu sebelum katolik terpisah menjadi katolik roma dan ortodox timur saat diadakan konsili Nicea-Konstaninopel banyak pemimpin gereja yang hadir adalah pemimpin gereja ortodox timur yang faham teologisnya dipengaruhi faham helenistik atau faham Yunani yang menyembah berhala jadi ortodox timur tidak merasa banyak Allah menjadi beban karena sejarah mereka yang sebelumnya merujuk pada penyembahan berhala, bahkan Paus pertama St. Petrus tidak menjadikan Yesus sebagai Tuhan, tetapi Tuan…bukan God tapi Lord…dan memang terjemahan bahasa indonesia yang payah dan saya menyalahkan LAI!! saat gereja perdana nama Yesus adalah sebagai nabi besar yang merupakan satu2nya pintu akses kepada kekekalan Bapa…. namun di posting ini, Arius malah disebut sesat… dan memang secara logika Yesus bukanlah Tuhan tetapi manusia sejati yang sebelum berada di rahim Bunda Perawan telah dipenuhi Roh Kudus dan dari pada itu pula kemungkinan besar Yesus dijauhkan dan tidak pernah menyentuh dosa seumur hidupNya…
semua artikel itu didapat dari (http://www.ekaristi.org/forum/viewtopic.php?t=2709)
duh bingung…bagaimana ini?? iman saya sedang diuji…. mohon bantuan! sekarang pilihan saya ada dua antara menjadikan Yesus sebagai Allah Putra Penebus atau seorang Perantara Tuhan bagi manusia
saat menjadikan Yesus sebagai Allah Putra saya takut kenyataan Tuhan bahwa Yesus adalah pengantara Tuhan dan manusia, dengan itu saya dihukum karena menduakan Tuhan
saat menjadikan Yesus sebagai Pengantara saya takut kenyataan Tuhan bahwa Yesus adalah Putra TunggalNya dengan itu saya dihukum karena meragukan iman saya
saat ini saya berpikir yang patut saya sembah adalah Tuhan Allah Pencipta dan kepada Yesus Kristus saya mohon ijin memasuki Kerajaan Surga dalam nama Dia yang adalah Kristus…saya takut salah memangil Yesus dengan sebutan Tuhan atau Pengantara…
tolong bantuannya…saya sampai tidak bisa tidur…saya takut pada Tuhan(T_T)
semoga Roh Kudus bisa membimbing kita agar jawaban yang kita sampaikan berkenan dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus. Amin
Gunawan Wijaya
Jawaban:
Shalom Gunawan Wijaya,Terima kasih atas sharingnya tentang kebingungan anda tentang Trinitas. Mari kita membahasnya bersama-sama dan mohon Roh Kudus membimbing diskusi kita, sehingga kita dapat memperoleh keyakinan akan iman kita.
Menghindari jebakan ajaran sesat modalisme
1) Pengertian anda tentang peran Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh Kudus harus dimengerti dengan benar, karena dapat terjebak pada ajaran modalisme (modelism), yang ditentang oleh Gereja Katolik. Pengajaran yang salah ini, menekankan akan peran Allah Bapa pada penciptaan, kemudian diganti dengan peran Allah Putera yang membebaskan manusia, dan kemudian diganti dengan peran Roh Kudus yang menyucikan manusia. Kita harus mengerti bahwa Allah Putera dan Allah Roh Kudus melakukan segala sesuatunya (mencipta, menebus manusia, menguduskan, dll) bersama-sama dengan Allah Bapa.2) Kalau di forum tersebut dikatakan bahwa Allah kita adalah satu, maka hal tersebut adalah benar, karena memang Gereja Katolik mengajarkan bahwa Trinitas adalah satu Allah dalam tiga Pribadi atau satu hakekat /substansi (substance) dalam tiga pribadi (person). Dengan demikian, kita harus mengerti hakekat substansi dan pribadi. Silakan melihat artikel tentang Trinitas di atas – silakan klik. Dengan mengerti akan perbedaan substansi dan pribadi, maka kita akan dapat mengerti Trinitas dengan baik.
Membuktikan bahwa Yesus Kristus adalah Allah
Beberapa artikel yang membantu
Dengan pengertian point 1, maka kita dapat melihat bahwa Yesus Kristus dan Roh Kudus ada bersama-sama dengan Bapa sepanjang segala abad. Sekarang permasalahannya adalah bagaimana kita tahu bahwa Yesus adalah Allah. Untuk itu, anda dapat membaca artikel tentang ke-Allahan Yesus Kristus dalam beberapa artikel Kristologi berikut ini:
Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita. Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi. Yesus Kristus yang kita imani sekarang adalah sungguh Yesus Tuhan yang ber-inkarnasi dan masuk ke dalam sejarah manusia, karena Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia.
Yesus tidak pernah mengatakan “Aku Tuhan dan sembahlah Aku”
Anda mengatakan “saya bingung karena pendapat itu diperkuat dengan pernyataan bahwa Yesus sendiri dalam Alkitab tidak menunjukkan dirinya sebagai salah satu pribadi Allah” Kalau yang dicari kata-kata secara persis “Aku Tuhan dan sembahlah Aku”, maka memang tidak ada kalimat tersebut. Namun, Yesus membuktikan Diri-Nya Tuhan dengan cara yang lebih menyakinkan, yaitu dengan dinubuatkan sebelumnya, mukjijat yang dilakukan-Nya – termasuk mengampuni dosa dan bangkit dari antara orang mati. Silakan membaca lebih lanjut dalam link-link yang saya berikan. Argumentasi bahwa Yesus bukan Tuhan karena Yesus tidak pernah mengatakan “Aku Tuhan dan sembahlah Aku” adalah sama seperti seseorang tidak percaya Bill Gates adalah orang yang kaya, karena dia tidak pernah mengatakan “Akulah orang kaya, akuilah itu”. Silakan melihat jawaban lengkapnya di sini – silakan klik.Tentang konsili Nicea (325)
Untuk konsili Nicea yang sering dipakai untuk mengatakan bahwa Yesus diberikan gelar Tuhan pada tahun 325, maka anda dapat melihat jawaban ini – silakan klik.Syahadat ‘Aku Percaya’ menyatakan bahwa rahasia sentral iman Kristen adalah Misteri Allah Tritunggal. Maka Trinitas adalah dasar iman Kristen yang utama[9] yang disingkapkan dalam diri Yesus. Seperti kita ketahui di atas, iman kepada Allah Tritunggal telah ada sejak zaman Gereja abad awal, karena didasari oleh perkataan Yesus sendiri yang disampaikan kembali oleh para murid-Nya. Jadi, tidak benar jika doktrin ini baru ditemukan dan ditetapkan pada Konsili Konstantinopel I pada tahun 359! Yang benar ialah: Konsili Konstantinopel I mencantumkan pengajaran tentang Allah Tritunggal secara tertulis, sebagai kelanjutan dari Konsili Nicea (325)[10], dan untuk menentang heresies (ajaran sesat) yang berkembang pada abad ke-3 dan ke-4, seperti Arianisme (oleh Arius 250-336, yang menentang kesetaraan Yesus dengan Allah Bapa) dan Sabellianisme (oleh Sabellius 215 yang membagi Allah dalam tiga modus, sehingga seolah ada tiga Pribadi yang terpisah).
Dari sejarah Gereja kita melihat bahwa konsili-konsili diadakan untuk menegaskan kembali ajaran Gereja (yang sudah berakar sebelumnya) dan menjaganya terhadap serangan ajaran-ajaran sesat/ menyimpang. Jadi yang ditetapkan dalam konsili merupakan peneguhan ataupun penjabaran ajaran yang sudah ada, dan bukannya menciptakan ajaran baru. Jika kita mempelajari sejarah Gereja, kita akan semakin menyadari bahwa Tuhan Yesus sendiri menjaga Gereja-Nya: sebab setiap kali Gereja ‘diserang’ oleh ajaran yang sesat, Allah mengangkat Santo/Santa yang dipakai-Nya untuk meneguhkan ajaran yang benar dan Yesus memberkati para penerus rasul dalam konsili-konsili untuk menegaskan kembali kesetiaan ajaran Gereja terhadap pengajaran Yesus kepada para Rasul. Lebih lanjut mengenai hal ini akan dibahas di dalam artikel terpisah, dalam topik Sejarah Gereja.
Pengaruh faham helenistik dalam Kekristenan
Tidak benar kalau dikatakan bahwa Gereja perdana karena dipengaruhi oleh faham helenistik, kemudian tidak berkeberatan dengan penyembahan berhala. Kalau demikian halnya, bagaimana kita menjelaskan begitu banyak martir yang meninggal karena mempertahankan iman mereka akan Yesus Kristus yang adalah Tuhan? Kalau memang tidak menjadi masalah bagi jemaat Kristen perdana untuk menyembah berhala, seharusnya pada waktu kekaisaran Diocletian, mereka mengikuti keinginan kaisar untuk menyembah dewa-dewi Roma. Namun, yang terjadi adalah jemaat Kristen Perdana (sekitar 20,000 martir) lebih suka menyerahkan nyawanya dibandingkan menyembah berhala.Silakan juga melihat beberapa kutipan Bapa Gereja sebelum konsili Nicea (325), yang berarti membuktikan bahwa sebelum konsili Nicea, para Bapa Gereja mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan.
Ignatius of Antioch [50-117 AD] Epistle to the Ephesians “Ignatius, also called Theophorus, to the Church at Ephesus in Asia . . . predestined from eternity for a glory that is lasting and unchanging, united and chosen through true suffering by the will of the Father in Jesus Christ our God” (Letter to the Ephesians 1 [A.D. 110]). “For our God, Jesus Christ, was conceived by Mary in accord with God’s plan: of the seed of David, it is true, but also of the Holy Spirit” (ibid., 18:2). Ignatius of Antioch [50-117 AD] Epistle to the Romans “[T]o the Church beloved and enlightened after the love of Jesus Christ, our God, by the will of him that has willed everything which is” (Letter to the Romans 1 [A.D. 110]). Aristides the Philosopher [90-150 AD] The Apology “[Christians] are they who, above every people of the earth, have found the truth, for they acknowledge God, the Creator and maker of all things, in the only-begotten Son and in the Holy Spirit” (Apology 16 [A.D. 140]). Tatian the Syrian [120-180 AD] Address to the Greeks “We are not playing the fool, you Greeks, nor do we talk nonsense, when we report that God was born in the form of a man” (Address to the Greeks 21 [A.D. 170]). Irenaeus of Lyons [120-180 AD] Adversus Haereses (Book I, Chapter 10) “For the Church, although dispersed throughout the whole world even to the ends of the earth, has received from the apostles and from their disciples the faith in one God, Father Almighty, the creator of heaven and earth and sea and all that is in them; and in one Jesus Christ, the Son of God, who became flesh for our salvation; and in the Holy Spirit, who announced through the prophets the dispensations and the comings, and the birth from a Virgin, and the passion, and the resurrection from the dead, and the bodily ascension into heaven of the beloved Christ Jesus our Lord, and his coming from heaven in the glory of the Father to reestablish all things; and the raising up again of all flesh of all humanity, in order that to Jesus Christ our Lord and God and Savior and King, in accord with the approval of the invisible Father, every knee shall bend of those in heaven and on earth and under the earth . . . ” (Against Heresies 1:10:1 [A.D. 189]). Irenaeus of Lyons [120-180 AD] Adversus Haereses (Book III, Chapter 19) “Nevertheless, what cannot be said of anyone else who ever lived, that he is himself in his own right God and Lord . . . may be seen by all who have attained to even a small portion of the truth” (ibid., 3:19:1). Clement of Alexandria [150-215 AD] Exhortation to the Heathen (Chapter 1) “The Word, then, the Christ, is the cause both of our ancient beginning-for he was in God-and of our well-being. And now this same Word has appeared as man. He alone is both God and man, and the source of all our good things” (Exhortation to the Greeks 1:7:1 [A.D. 190]). Clement of Alexandria [150-215 AD] Exhortation to the Heathen (Chapter 10) “Despised as to appearance but in reality adored, [Jesus is] the expiator, the Savior, the soother, the divine Word, he that is quite evidently true God, he that is put on a level with the Lord of the universe because he was his Son” (ibid., 10:110:1). Hippolytus [170-236 AD] Refutation of All Heresies (Book IX) “Only [God’s] Word is from himself and is therefore also God, becoming the substance of God” (Refutation of All Heresies 10:33 [A.D. 228]). Hippolytus [170-236 AD] Refutation of All Heresies (Book X) “For Christ is the God over all, who has arranged to wash away sin from mankind, rendering the old man new” (ibid., 10:34). Tertullian [160-240 AD] Against Praxeas “That there are two gods and two Lords, however, is a statement which we will never allow to issue from our mouth; not as if the Father and the Son were not God, nor the Spirit God, and each of them God; but formerly two were spoken of as gods and two as Lords, so that when Christ would come, he might both be acknowledged as God and be called Lord, because he is the Son of him who is both God and Lord” (Against Praxeas 13:6 [A.D. 216]). “The origins of both his substances display him as man and as God: from the one, born, and from the other, not born” (The Flesh of Christ 5:6–7 [A.D. 210]). Origen [185-254 AD] De Principiis (Book IV) “Although he was God, he took flesh; and having been made man, he remained what he was: God” (The Fundamental Doctrines 1:0:4 [A.D. 225]). Novatian [220-270 AD] Treatise Concerning the Trinity “If Christ was only man, why did he lay down for us such a rule of believing as that in which he said, ‘And this is life eternal, that they should know you, the only and true God, and Jesus Christ, whom thou hast sent?’ [John 17:3]. Had he not wished that he also should be understood to be God, why did he add, ‘And Jesus Christ, whom thou hast sent,’ except because he wished to be received as God also? Because if he had not wished to be understood to be God, he would have added, ‘And the man Jesus Christ, whom thou hast sent;’ but, in fact, he neither added this, nor did Christ deliver himself to us as man only, but associated himself with God, as he wished to be understood by this conjunction to be God also, as he is. We must therefore believe, according to the rule prescribed, on the Lord, the one true God, and consequently on him whom he has sent, Jesus Christ, who by no means, as we have said, would have linked himself to the Father had he not wished to be understood to be God also. For he would have separated himself from him had he not wished to be understood to be God” (Treatise on the Trinity 16 [A.D. 235]). Cyprian of Carthage [200-270 AD] Treatise 3 “One who denies that Christ is God cannot become his temple [of the Holy Spirit] . . . ” (Letters 73:12 [A.D. 253]). Lactantius [290-350 AD] The Epitome of the Divine Institutes “He was made both Son of God in the spirit and Son of man in the flesh, that is, both God and man” (Divine Institutes 4:13:5 [A.D. 307]). Lactantius [290-350 AD] Divine Institutes, Book IV “We, on the other hand, are [truly] religious, who make our supplications to the one true God. Someone may perhaps ask how, when we say that we worship one God only, we nevertheless assert that there are two, God the Father and God the Son-which assertion has driven many into the greatest error . . . [thinking] that we confess that there is another God, and that he is mortal. . . . [But w]hen we speak of God the Father and God the Son, we do not speak of them as different, nor do we separate each, because the Father cannot exist without the Son, nor can the Son be separated from the Father” (ibid., 4:28–29).
Tentang Rasul Petrus dan pengakuannya akan keAllahan Yesus
Manusia tidak perlu menjadikan Yesus Tuhan, karena Yesus sendiri telah membuktikan bahwa Diri-Nya adalah Tuhan. Kalau rasul Petrus tidak percaya bahwa Yesus Tuhan, maka bagaimana kita menerangkan hal-hal berikut ini:1. Pengakuan Petrus di Kaisarea Filipi “14 Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” 15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” 16 Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” 17 Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. 18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. 19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” 20 Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia Mesias.” (Mt 16:14-20; Mk 16:16)
Dari ayat 14, kita tahu bahwa banyak orang membandingkan Yesus dengan para nabi-nabi besar di dalam Perjanjian Baru. Namun Petrus mengatakan bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup. Anak Allah inilah yang memberikan kunci Kerajaan Sorga kepada Petrus. Siapakah yang dapat memberikan kunci Kerajaan Sorga kepada seseorang, kalau Dia tidak mempunyai kunci ini sebelumnya? Dan siapakah yang dapat memberikan kunci Kerajaan Sorga kecuali Allah sendiri?
2) Pada hari Pentakosta, Petrus berkata “Jawab Petrus kepada mereka: “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.” (Kis 2:38) Apakah mungkin seseorang dibaptis dalam nama manusia dan bukan Tuhan?
3) Ketika Petrus dan Yohanes disidang oleh kaum Farisi, dia mengatakan “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia [Yesus], sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” (Kis 4:12) Kalau Yesus bukan Tuhan, mengapa Petrus mengatakan bahwa keselamatan hanya ada di dalam Yesus?
Kesimpulan
Dari pemaparan di atas dan link-link yang diberikan, maka secara jelas anda akan melihat bahwa iman yang yakini – bahwa Yesus adalah Tuhan – mempunyai dasar yang kuat. Untuk mengerti Trinitas, mulailah dari pribadi Yesus terlebih dahulu, yang memang secara jelas masuk dalam sejarah manusia, yang telah dinubuatkan sebelumnya, yang telah membuat begitu banyak mukjijat – termasuk mengampuni dosa dan bangkit dari antara orang mati -, yang mempunyai kodrat sungguh manusia dan sungguh Allah, dan terus diimani sebagai Allah oleh jemaat perdana. Semoga uraian ini dan link-link yang diberikan dapat membantu.Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Ditulis oleh Stefanus Tay pada 15 04 10 Disimpan dalam TJ: Apologetik Non Kristen, TJ: Fundamental Teologi, TJ: Kristologi, Tanya-Jawab.
http://katolisitas.org/2010/04/15/menjawab-kebingungan-akan-trinitas-dan-kodrat-yesus/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar