Selesai perayaan ekaristi, aku bertemu dengan seorang anak yang berusia 9 tahun.
Anak kecil yang manis dengan wajah yang gembira. Kami bicara seolah-olah sudah kenal lama dan begitu sangat dekat. Padahal kami beru kenalan malam itu juga. Dan dia menjadi SAHABAT KECILKU. Sahabat yang memberi aku pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga. Pengalaaman yang memberi aku akan arti sebuah kehidupan.
Dengan ramah dia bebricara denganku. Mengungkapkan segala keadaannya. Dia di dampingi oleh mamanya. Dia berkata bahwa dia tinggal menunggu mati saja. Ya...menunggu mati. Mengapa demikian? Mungkin tak seorang pun yang dapat mempercayainya. Badannya yang terlihat sehat dan ceria sebenarnya memikul beban yang berat. Dia menderita penyakit "gagal ginjal". Semua usaha sudah dilakukan bahkan sudah berobat selama 2 tahun di Singapura. Biaya pengobatan yang begitu besar membuat keluarga tidak mempunyai apa-apa lagi. Akhirnya kembali ke rumah semula. Tak ada perubahan sedikit pun akan kesehatannya. Bahkan dokter sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya tinggal pasrah pada Tuhan. Itulah yang dilakukan oleh keluarga dan dirinya sendiri. Sang mama hanya membawanya selalu dalam kegiatan doa-doa. Pengobatan pun tidak dilakukan lagi.
Malam itu juga hatiku seperti tersayat sebuah pisau yang tajam. Aku mengatakan padanya bahwa hidup dan mati hanya milik YESUS. Manusia tidak berhak atas semuanya. Yang penting bahwa kita tetap semangat. Dengan senyumnya yang manis dia berkata "Ya Suster dan aku mohon doanya".
Dia menjadi SAHABAT KECILKU DALAM DOA. Mulai malam itu juga dia menjadi persembahanku pada Tuhan setiap hari. Aku tidak memohon kesembuhan tetapi yang kumohon agar Tuhan yang memberikan yang terbaik baginya.
Aku melihat ketegaran yang ada di dalam dirinya. Sekalipun dia tahu bahwa dia menderita penyakit gagal ginjal namun tak ada kesedihan dalam dirinya, tak ada kesusahan dalam dirinya, dan tak ada keluhan dalam dirinya. Doa membuatnya menjadi anak yang luar biasa. Yang mungkin tidak disadari oleh manusia. Doa membawanya pada sebuah hidup yang dirindukannya yakni kehidupan yang damai dan tenang, penuh sukacita dan cinta kasih. Doa membawa dia pada sebuah ketentraman yang penuh percaya dan pasrah pada Tuhan.
Malam itu juga, pertemuanku dengannya membawa aku pada sebuah permenungan yang panjang. Sering kali orang tidak memandang kesehatan sebagai anugerah. Dan kurang mensyukurinya di dalam hidup. Sekalipun memiliki kesehatan yang baik namun tidak menggunakannya dengan sebaik-baiknya. Selain itu juga muncul pertanyaan didalam diriku: "kehidupan yang bagaimana yang sebenarnya yang aku jalani sekarang ini?" Inilah yang menjadi tugasku untuk selalu sadar akan makna kehidupan yang aku terima dari Tuhan....Thank's GOD....
Gracias!!!
by: Sr.Yulita Maria PIJ
Anak kecil yang manis dengan wajah yang gembira. Kami bicara seolah-olah sudah kenal lama dan begitu sangat dekat. Padahal kami beru kenalan malam itu juga. Dan dia menjadi SAHABAT KECILKU. Sahabat yang memberi aku pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga. Pengalaaman yang memberi aku akan arti sebuah kehidupan.
Dengan ramah dia bebricara denganku. Mengungkapkan segala keadaannya. Dia di dampingi oleh mamanya. Dia berkata bahwa dia tinggal menunggu mati saja. Ya...menunggu mati. Mengapa demikian? Mungkin tak seorang pun yang dapat mempercayainya. Badannya yang terlihat sehat dan ceria sebenarnya memikul beban yang berat. Dia menderita penyakit "gagal ginjal". Semua usaha sudah dilakukan bahkan sudah berobat selama 2 tahun di Singapura. Biaya pengobatan yang begitu besar membuat keluarga tidak mempunyai apa-apa lagi. Akhirnya kembali ke rumah semula. Tak ada perubahan sedikit pun akan kesehatannya. Bahkan dokter sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya tinggal pasrah pada Tuhan. Itulah yang dilakukan oleh keluarga dan dirinya sendiri. Sang mama hanya membawanya selalu dalam kegiatan doa-doa. Pengobatan pun tidak dilakukan lagi.
Malam itu juga hatiku seperti tersayat sebuah pisau yang tajam. Aku mengatakan padanya bahwa hidup dan mati hanya milik YESUS. Manusia tidak berhak atas semuanya. Yang penting bahwa kita tetap semangat. Dengan senyumnya yang manis dia berkata "Ya Suster dan aku mohon doanya".
Dia menjadi SAHABAT KECILKU DALAM DOA. Mulai malam itu juga dia menjadi persembahanku pada Tuhan setiap hari. Aku tidak memohon kesembuhan tetapi yang kumohon agar Tuhan yang memberikan yang terbaik baginya.
Aku melihat ketegaran yang ada di dalam dirinya. Sekalipun dia tahu bahwa dia menderita penyakit gagal ginjal namun tak ada kesedihan dalam dirinya, tak ada kesusahan dalam dirinya, dan tak ada keluhan dalam dirinya. Doa membuatnya menjadi anak yang luar biasa. Yang mungkin tidak disadari oleh manusia. Doa membawanya pada sebuah hidup yang dirindukannya yakni kehidupan yang damai dan tenang, penuh sukacita dan cinta kasih. Doa membawa dia pada sebuah ketentraman yang penuh percaya dan pasrah pada Tuhan.
Malam itu juga, pertemuanku dengannya membawa aku pada sebuah permenungan yang panjang. Sering kali orang tidak memandang kesehatan sebagai anugerah. Dan kurang mensyukurinya di dalam hidup. Sekalipun memiliki kesehatan yang baik namun tidak menggunakannya dengan sebaik-baiknya. Selain itu juga muncul pertanyaan didalam diriku: "kehidupan yang bagaimana yang sebenarnya yang aku jalani sekarang ini?" Inilah yang menjadi tugasku untuk selalu sadar akan makna kehidupan yang aku terima dari Tuhan....Thank's GOD....
Gracias!!!
by: Sr.Yulita Maria PIJ
- Agnes Listiani dan 3 orang lainnya menyukai ini.
- Agnes Listiani kadang-kadang aku lupa menghargai hidup, malah menyia-nyiakannya. thanks ya suster udah mengingatkan...9 jam yang lalu · ·
- Irene Spsimbolon Terima kasih suster,suatu kisah yg mengharukan,menjadikan suatu permenungan dalam hidup.7 jam yang lalu melalui Facebook Seluler · ·
- Terima kasih telah memberi umpan balik. Anda dapat tindakan ini atau Laporkan sebagai penyalahgunaan.
- Marius Mangu Masanhidup ini kadang-kadang seperti seekor kancil yang bertamasya. Karena begitu cepat larinya maka keindahan alam yg ada disekitarnya si kancil tidak sempat melihat dan menikmatinya, beda dengan kura-kura. Saat bertamasya sang kura2 begitu me...nikmati keindahan alam di sekitarnya, karena jalannya pelan dan pasti. Jika kita bertamasya dgn kura2 berarti realita hidup saat ini yang harus kita jalani dan nikmati, tetapi bertamasya dgn kancil kdg2 kita tidak menerima dan tidak tau apa yg kita jalani karena keinginan dan harapan terlalu tinggi akibatnya tubuh yang fana ini menjadi sakit dan mnderita.Lihat Selengkapnya5 jam yang lalu · · 1 orangAgnes Listiani menyukai ini. ·
- Margaretha M Farida persiapan kaulmu di jedong niy? trus kk masih di bandulankah? ngak janji dech coba liat ntar yasekitar sejam yang lalu · ·
- Kelik Hariyanto Saya seperti kancil kawan marius klo sedang di jalan raya ☺≈ĦЄ:D¨ĦЄЄ=D...ĦЄ≈☺. Namun, tuk kehidupan saya memandang bahwa setiap kehidupan sungguh ajaib dan hebat. Tuhan berkarya dalam setiap kehidupan kita.sekitar sejam yang lalu melalui Facebook Seluler · ·
- Patricia Titian Rosari Tuhan selalu mengerti apa yg qt butuhkan,bukan apa yg qt inginkan. Selalu bertekun dalam doa it lebih baik. Karena it,jangan sia-siakan hidupmu yg sebenarnya indah dan penuh arti.46 menit yang lalu melalui Facebook Seluler · ·
- Eva TariganW0W.. Kata2 ini koq smua indah ya?? Sampai jantUngku berdEtak tak beratUran lgi karna terharu bgt membca smuanya...
Aku slalu merasa jika aku bsa hdup dn menghdupi kehdupnku sndri, tanpa pernah kusadari bhwa tanpa Dia aku tak berarti..
Semaki...n aqu melangkakan kakiku, semakin ku menyadari bhwa ada sesuatU yg tgl didlm aqu, kadang daku ragu untk mengakuinya dan slalu mempersalahkan dia yg memberi hdup pdaku.. Untk apa aku ada? Slalu it yg terungkp dri muluTku, tpi TUHAN mencintaiku, Dia membentUk aqu hngga menjdi seperti ini, kini tgas ku adlah membalas cinta yg telah dia berikan terhdpku dngn mencintai sesamaku dn mensyukuri anugrahNya yg luar biasa terhadapku.. Lihat Selengkapnya11 menit yang lalu melalui Facebook Seluler · ·
Tidak ada komentar:
Posting Komentar