(Dibacakan sebagai pengganti kotbah, dalam setiap Misa, Sabtu/Minggu, [Adven I] 26/27 November 2011)
Para Ibu dan Bapak,
Para Suster, Bruder, Frater,
Kaum muda, remaja dan anak-anak yang terkasih dalam Kristus,
1. Pada hari Minggu yang lalu, kita
merayakan Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam. Perayaan
itu menutup satu lingkaran tahun liturgi. Dengan merayakan pesta
liturgi itu kita mengungkapkan kepastian iman kita bahwa Allah yang
telah memulai karya-Nya, akan menyempurnakannya juga pada waktunya.
Keyakinan iman inilah yang oleh Rasul Paulus dinyatakan dengan kata-kata
ini, “Kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia
sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya di bawah Dia, yang telah
menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di
dalam semua” (1 Kor 15:28).
2. Hari ini kita memulai satu lingkaran
liturgi yang baru dengan Minggu Adven I, yang pada tahun berikutnya
juga akan ditutup dengan Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta
Alam. Masa Adven dalam arti sempit mengundang kita untuk menyiapkan
kedatangan Yesus yang akan kita rayakan pada Hari Natal. Dalam arti
luas, Adven juga mengajak kita untuk memperkokoh harapan kita bahwa pada
waktunya Tuhan akan datang menyempurnakan karya penyelamatan yang telah
dimulai-Nya. Selama masa penantian dan pengharapan itu, menurut
kata-kata Rasul Paulus yang kita dengarkan pada hari ini, “Allah juga
akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak
bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus” (1 Kor 1:8). Begitulah
dinamika iman dan harapan kita yang kita ungkapkan dalam
lingkaran-lingkaran tahun liturgi. Dengan menempatkan diri kita ke dalam
dinamika liturgi itu, karya penyelamatan Allah akan semakin kita alami:
iman kita menjadi semakin dalam, harapan kita semakin kokoh dan kasih
kita semakin menyala.
3. Sabda Tuhan yang diwartakan pada
hari ini mengajak kita untuk selalu berjaga-jaga (Mrk 13:33.34.35.37)
menantikan kedatangan Tuhan itu. Pertanyaannya adalah, dengan cara apa
kita berjaga-jaga menantikan kedatangan Tuhan? Jawabannya ada
bermacam-macam. Salah satu jawaban diberikan kepada kita melalui Kitab
Nabi Yesaya yang diwartakan pada hari ini yaitu dengan membiarkan diri
kita – baik secara pribadi, keluarga, komunitas, paroki maupun keuskupan
- dibentuk oleh Tuhan, karena kita semua adalah buatan tangan Tuhan
(bdk. Yes 63:8). Dalam rangka membiarkan diri kita bersama-sama dibentuk
oleh Tuhan itulah Keuskupan Agung Jakarta menetapkan Arah Dasar
Pastoral dan setiap tahun menawarkan tema-tema pendalaman iman. Kalau
bahan-bahan itu kita renungkan dan kita batinkan, kita boleh berharap
hidup pribadi kita, keluarga, komunitas, paroki dan hidup kita bersama
sebagai warga Keuskupan Agung Jakarta akan terus-menerus diperbarui dan
dibentuk menjadi semakin serupa dengan Yesus Kristus, semakin sehati
sepikir dan seperasaan dengan-Nya (bdk. Flp 2:5).
4. Dalam rangka berusaha membiarkan
diri kita dibentuk oleh Allah inilah, Keuskupan Agung Jakarta menetapkan
Tahun 2012 sebagai Tahun Ekaristi dengan tema “Dipersatukan,
Diteguhkan, Diutus”. Tema ini dipilih dengan berbagai pertimbangan.
Antara lain kita ingin menempatkan diri kita dalam arus rohani Gereja
se-dunia, yang pada tanggal 10-17 Juni 2012 yang akan datang mengadakan
Kongres Ekaristi ke-50 di Dublin. Adapun tema yang diangkat adalah
“Ekaristi: Bersatu dengan Kristus, Bersatu di antara kita”. Selanjutnya
tema Tahun Ekaristi Keuskupan Agung Jakarta ini melanjutkan tema yang
sudah kita dalami selama tahun 2011 yaitu “Mari Berbagi”. Dengan
demikian kita berharap agar kerelaan kita berbagi tidak hanya didorong
oleh motivasi kemanusiaan, melainkan kita landaskan pada iman yang
kokoh. Dengan menerima roti Ekaristi yang diambil, diberkati,
dipecah-pecah dan dibagi-bagikan, kita berharap juga dapat menjadi roti
Ekaristi : seperti halnya roti Ekaristi, kita adalah pribadi-pribadi
yang dipilih dan diberkati Tuhan, agar siap dipecah-pecah dan
dibagi-bagikan bagi dunia.
5. Kekayaan Ekaristi dengan mudah dapat
kita timba dari salah satu pernyataan Gereja sebagai berikut :” …
Setiap orang yang mengambil bagian dalam perayaan Ekaristi, seharusnya
selalu ingin berbuat baik dengan penuh semangat, menyenangkan hati Allah
dan hidup pantas sambil membaktikan diri kepada Gereja, melaksanakan
apa yang diajarkan kepadanya, dan bertumbuh dalam kesalehan. Ia pun akan
siap menjadi saksi Kristus di dalam segala hal, dalam menghadapi
persoalan-persoalan hidup manusia, agar dunia diresapi dengan semangat
Kristus. Sebab tidak ada satu umat Kristiani pun dapat dibentuk dan
dibangun, kecuali kalau berakar dan berporos pada perayaan Ekaristi
Mahakudus” (Eucharisticum Mysterium no. 13).
6. Melalui surat ini saya ingin
mengajak seluruh umat Keuskupan Agung Jakarta untuk secara khusus
memperdalam pengetahuan dan penghayatan mengenai Ekaristi selama tahun
2012 yang akan datang. Sejarah panjang liturgi Ekaristi, kedalaman
maknanya dan kekayaan lambang-lambangnya tidak bisa kita tangkap dengan
baik selain dengan mempelajarinya. Dalam perayaan Ekaristi kita
mengenangkan kembali wafat dan kebangkitan Kristus dan mensyukuri karya
penyelamatan Allah bagi kita. Kita mendengarkan Sabda Tuhan yang
menuntun langkah-langkah kita dan menerima roti kehidupan yang menjadi
kekuatan dalam peziarahan iman kita. Janji Tuhan untuk selalu menyertai
umat-Nya sampai akhir jaman tidak dapat kita alami kecuali dengan
mengasah kepekaan batin kita akan kehadiran-Nya dalam Ekaristi. Semoga
pertemuan-pertemuan yang sudah selalu kita adakan pada masa Adven,
Prapaskah, bulan Liturgi, bulan Kitab Suci dan kesempatan-kesempatan
lain dapat digunakan sebaik-baiknya untuk pendalaman Ekaristi itu.
Sementara itu bahan-bahan yang diperlukan sudah dan akan disediakan oleh
saudari-saudara kita yang dengan sepenuh hati menyiapkannya.
7. Akhirnya bersama para imam yang
diutus untuk melayani umat di Keuskupan Agung Jakarta ini saya ingin
menggunakan kesempatan ini untuk mengucapkan terima kasih kepada para
Ibu/Bapak/Suster/ Bruder/Frater/ Kaum Muda, Remaja dan Anak-anak yang
dengan satu dan lain cara ikut terlibat dalam karya kegembalaan kami.
Keterlibatan Anda sekalian dalam pelayanan Gereja “ke dalam”, membuat
Gereja menjadi semakin bermakna bagi umat sendiri. Sementara
keterlibatan Anda sekalian dalam pelayanan Gereja “ke luar”, membuat
Gereja menjadi semakin berarti di tengah-tengah masyarakat luas. Semoga
Ekaristi yang setiap kali kita rayakan semakin mempersatukan kita dalam
perutusan yang mulia.
Salam dan Berkat Tuhan untuk seluruh keluarga dan komunitas Anda.
+ I. Suharyo
Uskup Keuskupan Agung Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar