Kalau membicarakan tentang perbedaan
antara teologi Katolik dan teologi protestan, maka sebenarnya perlu
didefinisikan Protestan yang mana. Oleh karena itu, jawaban ini hanya
dapat memberikan gambaran umum dan memberikan prinsip-prinsip umum.
Tanpa mengurangi rasa hormat kepada saudara/i dari umat Protestan, saya
akan mencoba memaparkan beberapa perbedaan yang memang nyata. Perbedaan
antara teologi Katolik dan teologi Protestan secara umum, kalau mau
disarikan adalah: (1) Konsep pilar kebenaran, (2) Konsep otoritas, (3)
Konsep ekklesiologi, (4) sakramen dan liturgi, (5) Konsep keselamatan,
(6) Konsep mediasi.
1. Tiga pilar (Kitab Suci, Tradisi Suci, Magisterium Gereja) vs Sola Scriptura
Gereja Katolik mempercayai tiga pilar
kebenaran: Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja, sedangkan
mereka mempercayai hanya Kitab Suci sebagai satu-satunya sumber
kebenaran (sola scriptura). Gereja Katolik tidak menolak bahwa Kitab
Suci adalah pilar kebenaran, namun Gereja Katolik menolak bahwa satu-satunya
pilar kebenaran hanyalah Kitab Suci (Sola Scriptura). Penolakan ini
disebabkan karena: (a) Kitab Suci sendiri tidak pernah mengatakan
demikian bahkan menekankan pentingnya Magisterium Gereja dan sumber
tertulis maupun lisan, (b) Gereja lahir terlebih dahulu sebelum Kitab
Suci, (c) Gereja dengan inspirasi Roh Kudus yang menentukan buku-buku
mana yang masuk dalam Kitab Suci, (d) Sola Scriptura tanpa ada otoritas
yang menentukan interpretasi yang benar membawa perpecahan. Dengan
demikian, mempercayai tiga pilar ini sebetulnya lebih alkitabiah
dibandingkan mempercayai Sola Scriptura.
2. Konsep tentang otoritas
Gereja Katolik mempercayai bahwa Kristus
memberikan otoritas kepada Rasul Petrus dan penerusnya, yaitu para Paus
(lih. Mat 16:16-19) serta para rasul yang lain – yang diteruskan oleh
para uskup (lih. Yoh 20:21-23). Mereka inilah yang disebut dengan
Magisterium Gereja. Dan fungsi pengajaran ini ditegaskan dalam Luk 10:16
“ Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan
barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku,
ia menolak Dia yang mengutus Aku.” Karena Kristus sendiri yang
memberikan otoritas kepada para Paus dan para uskup, maka umat Katolik
dengan kerendahan hati mengikuti apa yang diperintahkan Kristus dan
memberikan diri untuk mentaati pengajaran yang diberikan oleh
Magisterium Gereja – yang bersumber pada Kitab Suci dan Tradisi Suci.
Sebaliknya, umat dari gereja non-Katolik menganggap bahwa semua umat
beriman mempunyai otoritas dan bertanggungjawab secara langsung kepada
Kristus dan tidak perlu mentaati pengajaran dari siapapun – sebagai
akibat dari point 1, yaitu Sola Scriptura. Dengan otoritas ini, maka
Gereja Katolik dapat melewati sejarah dengan tetap mengajarkan
pengajaran iman yang sama dari satu generasi ke generasi yan lain.
3. Konsep ekklesiologi
Satu hal menyolok yang memang berbeda
antara Gereja Katolik dan gereja-gereja non-Katolik adalah dalam
mengerti konsep Gereja atau ekklesiologi. Bagi Gereja Katolik, Kristus
mendirikan satu Gereja, yaitu Gereja Katolik (lih. Mat 16:16-19). Gereja
Katolik inilah yang menjadi Tubuh Mistik Kristus (Ef 1:23; Ef 5), yang
mempunyai empat tanda – satu, kudus, katolik dan apostolik –, serta
menjadi sakramen keselamatan bagi seluruh bangsa. Gereja juga harus
dimengerti sebagai cara (means) dan tujuan (end) –
silakan melihat artikel ini – . Dengan kata lain, Gereja adalah
pemberian Allah, tanda kasih Allah kepada umat Allah yang harus
diterima, dijaga dan sekaligus menjadi tujuan, karena didirikan oleh
Kristus, dijiwai oleh Roh Kudus dan mengantar umat manusia kepada
keselamatan. Sedangkan bagi gereja-gereja non-Katolik, gereja dipandang
hanya sebagai persatuan umat beriman yang percaya kepada Kristus,
walaupun antar gereja mempunyai pengajaran yang berbeda-beda.
4. Sakramen dan liturgi
Gereja Katolik mengenal adanya tujuh
sakramen: Sakramen Permandian, Sakramen Ekaristi, Sakramen Penguatan,
Sakramen Tobat, Sakramen Perminyakan, Sakramen Imamat, Sakramen
Perkawinan. Tujuh Sakramen ini diinstitusikan sendiri oleh Kristus
sebagai cara biasa untuk menyalurkan rahmat-Nya kepada umat Allah.
Sedangkan Kristen non-Katolik hanya
mengenal Sakramen Baptis dan Sakramen Ekaristi (kadang termasuk juga
Sakramen Tobat) – bagi Lutheran. Bahkan dua sakramen inipun mempunyai
arti berbeda dengan apa yang dipercayai oleh Gereja Katolik. Mereka
tidak mempercayai bahwa baptisan adalah cara yang dipakai oleh Kristus
sebagai cara untuk menyelamatkan manusia. Dan Perjamuan Suci juga hanya
dianggap sebagai simbol, sedangkan Gereja Katolik mempercayai bahwa
Kristus hadir secara nyata (Tubuh, Darah, Jiwa dan ke-Allahan) dalam
rupa roti dan anggur.
5. Konsep keselamatan
Bagi umat Katolik keselamatan adalah
merupakan anugerah Allah dan hal ini juga dipercayai oleh gereja-gereja
non-Katolik. Namun, selain rahmat Allah, Kitab Suci juga mencatat
hal-hal lain, seperti: pentingnya iman untuk keselamatan, baptisan yang
menjadi syarat keselamatan, orang akan diadili menurut perbuatannya.
Dengan demikian, Gereja Katolik tidak mempercayai hanya iman (sola fide)
dalam keselamatan seperti yang dipercayai oleh gereja-gereja
non-Katolik, karena Kitab Suci memang tidak pernah mengatakan bahwa
hanya karena iman saja, kita diselamatkan. Bahwa iman menjadi syarat
keselamatan (Ibr 11:6) adalah benar, namun bukan iman saja.
6. Maria dan para kudus
Perbedaan lain yang menonjol adalah
konsep mediasi. Gereja Katolik mempercayai bahwa semua orang dipanggil
untuk menjadi rekan sekerja Kristus. (lih. 1Kor 3:9) Kalau kita semua
dipanggil menjadi teman sekerja Kristus, apalagi Maria, Bunda Allah dan
para kudus. Bunda Maria dan para kudus adalah mereka yang sungguh telah
bekerjasa dengan rahmat Allah, sehingga mereka dapat berpartisipasi
dalam karya keselamatan Allah. Gereja Katolik melihat bahwa kematian
tidaklah memisahkan orang-orang yang telah dibenarkan oleh Allah dengan
umat Allah di dunia ini. (lih. Rom 8:38-39). Sedangkan gereja-gereja
non-Katolik memandang bahwa orang-orang yang telah meninggal sama sekali
terpisah dari umat Allah yang masih mengembara di dunia ini.
Demikian, apa yang dapat saya sampaikan
secara prinsip tentang perbedaan teologis antara Gereja Katolik dan
gereja-gereja non-Katolik. Kalau mau disarikan, maka ada tiga hal
perbedaan: otoritas, pilar kebenaran dan mediasi. Semoga jawaban ini
dapat menjawab pertanyaan anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar