Kalender Liturgi

Senin, 04 April 2011

Saya dan Ajaran Gereja 2

Saya dan Ajaran Gereja 2
APA ITU BALAS DENDAM? Balas dendam dapat didefinisikan sebagai “memberi hukuman sebagai balas atas luka atau nista.” Selama ribuan tahun manusia melakukan balas dendam atas luka-lukanya. Kadang-kadang tindakan balas dendam ini lebih parah dari perbuatan asalnya. Sebagai contoh, seseorang dapat membunuh orang lain hanya karena diremehkan atau dikritik. Perjanjian Lama mengajarkan umatnya untuk membatasi tindakan balas dendam pada “mata ganti mata dan nyawa ganti nyawa,” dengan kata lain tidak membalas lebih dari yang dilakukan orang kepadanya.

Yesus mengajarkan bahwa segala bentuk balas dendam itu salah. “Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. (Mat 5:38-39). Yesus menghendaki, “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.”

Hal pertama yang diinginkan oleh sebagian besar orang adalah membalas melukai - tetapi itu bukan Jalan Kristus. Kita memang harus mencari keadilan dan mempertahankan diri, tetapi jangan pernah kita bertindak karena terdorong hasrat untuk membalas dendam.

sumber : Romo Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com


Mengampuni MENGAPA SAYA HARUS MENGAMPUNI? Jika seseorang mencuri barang yang kita sayangi, mengejek kita atau dengan sengaja menjatuhkan buku-buku kita dari meja, maka kita akan marah. Jika seseorang itu melakukan ketiga-tiganya, kita akan sangat marah. Jika ia melakukan ketiga-tiganya dalam satu hari, baiklah, ia harus berhati-hati menghadapi kita. Sekarang ini, kemarahan bagaikan sebuah gunung berapi yang siap meledak. Kemarahan meledak di mana-mana. Seolah-olah kita tidak dapat menghadapi situasi yang mengecewakan kita, selain dengan menjadi marah dan berusaha membalas. Kemarahan dalam satu jiwa saja akan mempengaruhi kekudusan Gereja secara menyeluruh. Semua orang dalam Gereja menderita jika bahkan satu orang saja tidak mau mengampuni.

Mengampuni bukan berarti melupakan, tidak marah, tidak membela diri. Mengampuni lebih dari sekedar itu. Mengampuni berarti membiarkan kekudusan, kelemahlembutan dan cinta Tuhan menjadi demikian kuat dalam hati kita sehingga kita dapat melangkah lebih maju: penuh belas kasihan, dan bukannya meledak dalam amarah; mengutamakan keadilan dan kemurahan hati, dan bukannya dengki serta balas dendam. Mengampuni berarti mendoakan orang yang menyebabkan kita marah.

Marah seringkali tidak menyelesaikan persoalan sama sekali, banyak kali malahan memperburuk keadaan. Memusatkan diri pada tujuan yang lebih mulia dan berusaha mencapai tujuan itu, akan memberikan hasil yang lebih baik. Sebagai contoh, marah atas apa yang dikatakan seorang teman kepadamu dapat menjadikan kalian saling bermusuhan. Daripada menjadi marah, kamu dapat membantu temanmu itu untuk bersikap lebih baik. Dengan demikian mengampuni menjadi salah cara untuk mempererat persahabatan. Memang lebih mudah menjadi marah. Tetapi jalan termudah belum tentu sesuai dengan jalan Kristus. Mengampuni menjadikan kita seperti Yesus. Kita hanya bisa mengampuni jika kita menerima rahmat Tuhan yang kita terima melalui doa. Jika kita mengampuni sesama kita, kita tahu bahwa Tuhan akan mengampuni kita juga.

sumber : My Friend; St. Thomas Corner; www.daughtersofstpaul.com/myfriend

Yesus tinggal dalam TabernakelAPA ITU TABERNAKEL? Kata “Tabernakel” berasal dari bahasa Latin yang berarti “kemah”. Pada mulanya istilah “Tabernakel” digunakan untuk menyebut Kemah Pertemuan yang didirikan Musa di Gunung Sinai. Bangsa Israel adalah bangsa pengembara, mereka mengembara tanpa mempunyai tempat tinggal tetap. Oleh karena itu mereka membutuhkan Rumah Allah yang mudah dibawa sehingga mereka dapat “membawa” Tuhan bersama mereka. Ketika Salomo membangun Bait Allah di Yerusalem, istilah “Tabernakel” digunakan untuk menyebut bangunan tersebut. Namun demikian, Bait Allah yang dibangun Salomo dianggap sebagai Rumah Allah yang tidak sempurna karena dibangun oleh tangan-tangan manusia.

Penulis Kitab Ibrani mengajarkan bahwa Yesus telah memasuki Rumah Allah yang sempurna di surga, karena Ia telah mempersembahkan kurban yang sempurna yang menggantikan semua korban yang lain. Sekarang kita menggunakan istilah “Tabernakel” untuk menyebut Rumah Allah tempat menyimpan Sakramen Mahakudus. Yaitu sebuah model dari “kemah” teragung di mana kelak kita akan tinggal bersama Allah untuk selamanya.

sumber : Romo Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com

APA ITU “BULLA?” Di waktu lampau, sebagian besar orang tidak dapat membaca ataupun menulis. Banyak yang bahkan tidak dapat menuliskan nama mereka sendiri. Kadang kala, mereka akan membubuhkan suatu “tanda” sebagai tanda tangan mereka. Apabila seseorang hendak mengeluarkan dokumen-dokumen penting, ia akan minta seorang juru tulis untuk menuliskan perkataan mereka.

Oleh sebab tanda-tanda sederhana itu mudah dipalsukan, maka dokumen-dokumen yang sungguh penting biasanya “dimeterai” dengan cincin stempel yang dikenakan hanya oleh pemiliknya. Cincin stempel ditekankan pada gumpalan tanah liat, atau lilin cair, atau timah berbentuk koin yang ditempelkan pada dokumen. Obyek yang ditempelkan ini disebut “bulla” dalam bahasa Yunani.

Paus seringkali menulis surat-surat penting mengenai berbagai macam topik seputar iman dan moral. Sebagian besar yang paling penting di antara dokumen-dokumen ini disebut Bulla. Sebagian dari Bulla Paus telah mengubah sejarah dunia. Pada abad keduabelas, Paus Adrianus IV (satu-satunya Paus yang berasal dari Inggris) menulis sebuah bulla yang disebut Laudabiliter yang memberikan hak kepada raja Inggris untuk memiliki Irlandia. Kita masih merasakan dampaknya hingga sekarang. Banyak yang sekarang menyatakan bahwa dokumen tersebut palsu belaka. Jika ingin tahu lebih banyak mengenainya, buka saja situs resmi Vatican.

sumber : Romo Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com

Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan sebagian / seluruh artikel di atas dengan mencantumkan: “dikutip dari YESAYA: www.indocell.net/yesaya”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamus Indonesia