Kalender Liturgi

Kamis, 24 Juni 2010

SCP Katekese Sakramen Krisma

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KATEKESE SAKRAMEN KRISMA
PAROKI SANTO MATIAS RASUL KOSAMBI


OLEH
MELKI PANGARIBUAN 2007-033-012
YANUARI MARWANTO 2007-033-003

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN TEOLOGI
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
JAKARTA 2010

Katekese Sakramen Krisma

Tempat : Paroki Santo Matias Rasul, Kosambi, Jakarta Barat

Hari/tanggal : Minggu, 18 April 2010

Waktu : 10.00-12.00 wib

Tema : Masyarakat Kita

Peserta : SMP – SMA

Tujuan Belajar :
1. Peserta dapat menganalisis situasi masyarakat dan tantangan-tantangan yang dihadapinya.
2. Peserta diharapkan mengetahui karunia keselamatan Allah melalui pencurahan Roh Kudus yang diperoleh dari Sakramen Krisma.
3. Peserta dapat menyebutkan tugas utama sebagai murid Kristus berdasarkan semangat buah-buah Roh Kudus.
4. Peserta diharapkan dapat mengungkapkan niat-niat dan upaya yang dilakukan untuk menumbuhkan dan mengembangkan komunitas masyarakatnya.

Model : SCP (Shared Christian Praxis)

Metode : Ceramah, dialog/tanya jawab, diskusi.

Sarana : Aula, Laptop, Infocus, Alat tulis, Film, Speaker, dll.

Sumber bahan : Artikel; Dok. Konsili Vatikan II; KHK; Buku Sakramen-sakramen dalam Gereja Katolik; Lembaga Alkitab Indonesia. Alkitab Deuterokanonika. Jakarta: 2007; PANKAT KAS. Ikutilah Aku (Warta Gembira untuk Para Calon Baptis). Yogyakarta : Kanisius, 1986.; KWI. Iman Katolik. Buku Informasi dan Referensi. Jakarta : Obor, 1996; Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Iman Katolik-Buku Informasi dan Refrensi. Cet. Ke-7, Kanisius-Yogyakarta, 2000.

Fasilitator : Yanuari Marwanto dan Melki Pangaribuan.


I. Pemikiran Dasar
Setiap umat Katolik merupakan bagian dari kesatuan komunitas Gerejani dan masyarakat dunia. Seorang Katolik menerima Sakramen Baptis sebagai tanda masuk dalam persekutuan umat Allah. Sebagai anggota umat Allah seorang beriman berjanji ikut serta melaksanakan rencana penyelamatan Tuhan di tengah dunia.

Setiap umat Katolik saling melengkapi dan memiliki hubungan personal dan sosial di dalam masyarkat. Masyarakat adalah suatu kelompok pribadi, yang secara organis diikat oleh suatu prinsip kesatuan, yang melampaui orang perorangan. Sebagai persatuan yang serentak nyata dan rohani, masyarakat ini berlangsung terus di dalam waktu: ia menerima yang lampau dan mempersiapkan yang akan datang. Melalui dia tiap manusia menjadi “ahli waris” dan menerima “talenta” yang memperkayanya, dan yang harus dipergunakannya untuk menghasilkan buah. Karena itu, tiap manusia wajib memberikan sumbangannya kepada masyarakat di mana ia tergolong, dan menghormati otoritas yang bertugas mengurus kesejahteraan umum (KGK 1880). Masyarakat yang ditegaskan dalam hal ini adalah masyarakat tempat kita berdomisili. Baik itu di lingkungan sekolah, masyarakat, maupun bangsa atau Negara.

Dalam hubungan bermasyarakat tercipta aneka rasa. Terjalinnya hubungan antar pribadi menimbulkan rasa kepercayaan, kenyamanan dan kesejahteraan bersama. Seseorang atau individu dapat bertumbuh dan berkembang dalam kehidupan kesehariannya dengan penuh tanggung jawab, syukur dan kebahagiaan, serta masih banyak lagi impian setiap anggota masyarakat. Sementara itu, di sisi lain ada beberapa orang yang hidup dengan penuh penolakan, kekecewaan, dan penderitaan karena kurang terjalin hubungan yang baik antar sesamanya. Entah karena diskriminatif, berbuat sesuatu masalah, menghidari hubungan antar personal ataupun alasan lainnya.

Yesus mengutus murid-Nya untuk bersaksi dan mewartakan Kerajaan Allah. Yesus mengutus tujuh puluh murid untuk mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Perutusan Yesus ini merupakan tanggung jawab dan kepercayaan yang diberikan Yesus kepada para murid di tengah masyarakat. Yesus mengutus para murid seperti anak domba ke tengah-tengah serigala (bdk. Luk. 10:1-12). Yesus mengutus kembali para murid sebelum Ia terangkat ke sorga. Yesus menghendaki para murid memberitakan Injil ke seluruh dunia. Yesus meyakini perutusan para murid-Nya dengan tanda-tanda ajaib dan berbagai mukjizat-mukjizat: mengusir setan, menyembuhkan orang sakit (Mark. 16:9-20).

Sementara itu, Santo Paulus secara eksplisit berpesan kepada setiap manusia dalam membina tatanan suatu masyarakat yang harmonis hendaknya hidup menurut buah-buah Roh: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Gal. 5:22-23). Lebih lanjut, Paulus menegaskan, “Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh, dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki.” (Gal. 5:25-26). Pengajaran Paulus ini mau mengungkapkan bahwa dalam hidup bermasyarakat kita harus mencerminkan dan meneladani semangat Kristus. Semangat buah-buah Roh ini dapat mengembangkan sikap dan perilaku kita di dalam bermasyarakat.

Remaja sebagai bagian anggota Gerejani dan masyarakat dunia berperan menumbuhkembangkan dirinya sekaligus masyarakatnya. Remaja yang menerima Sakramen Krisma memiliki tugas pokok untuk menjadi terang dan garam dunia. Karunia Roh dan rahmat Allah melengkapi pendewasaan diri remaja dalam kehidupan kesehariannya. Oleh karena itu, melalui pembelajaran katekese Sakramen Krisma kali ini peserta diharapkan dapat menganalisis situasi masyarakat dan tantangan-tantangan yang dihadapinya, serta diharapkan bisa mengenal karunia keselamatan Allah melalui pencurahan Roh Kudus.

II. Pengembangan Langkah
 Fasilitator menyapa para peserta sekaligus memperkenalkan diri. Setelah itu Fasilitator membagi peran pengajaran dalam beberapa langkah.
 Saudara Yanuari membuka pertemuan sampai dengan pengembangan Langkah kedua.

1. Pembukaan
a. Pengantar :
Teman-teman terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, senang sekali kita dapat berkumpul di tempat ini. Bagaimana dengan keadaan teman-teman? Kita sungguh patut bersyukur dengan kondisi kita semua saat ini, ini merupakan anugerah dan penyertaan Tuhan. Maka marilah teman-teman pada kesempatan ini, kita bersama-sama tema “Masyarakat Kita”. Marilah kita persiapkan hati, mengawali pertemuan ini dengan doa.

b. Doa Pembuka (fasilitator meminta seorang peserta untuk memimpin doa)
Allah yang Maha Baik, kami mengucap syukur atas rahmat dan karunia-Mu sepanjang hari ini. Kami mohon curahkan rahmat Roh Kudus-Mu sehingga kami dapat bersatu padu memuji dan memuliakan nama-Mu melalui pendalaman pertemuan kali ini. Ya Allah Bapa Kami, doa ini kami haturkan kepada-Mu dengan pengataraan Yesus Kristus, Tuhan, dan Juru Selamat kami. Amin.

c. Lagu pembuka :
“Roh Allah ada PadaKu”
Bila Roh Allah ada di dalamku
Ku kan menari sperti Daud menari
Ku kan menari….
Seperti Daud menari

2. Langkah I : Pengungkapan Pengalaman Faktual
a. Pengantar :
Teman-teman yang terkasih, pada kesempatan ini kita akan saling mengungkapkan pengalaman-pengalaman yang kita alami dan temukan di dalam masyarakat kita. Saya meminta teman-teman untuk membentuk 5 kelompok. Masing-masing kelompok menuliskan pengalaman dan penglihatan situasi dan kondisi masyarakat di mana kamu tinggal.

b. Pengungkapan pengalaman :
 Fasilitator membagi kelompok menjadi 5 kelompok sesuai dengan jumlah peserta.
 Fasilitator memberikan pertanyaan-pertanyaan panduan, untuk membantu peserta mengungkapkan peristiwa-peristiwa pokok yang terjadi pada peserta ketika berada di tengah masyarakat. Waktu sharing kelompok 15 menit.
 Kedua fasilitator mendampingi kelompok diskusi secara bergantian.

Pertanyaan Panduan Pendalam Pengalaman Peserta
1) Situasi dan kondisi apa saja yang terjadi saat-saat ini di tengah masyarakat atau di lingkungan teman-teman berada?
2) Apakah teman-teman pernah mengalami situasi diskriminatif, atau perlakuaan yang kurang menyenangkan di tengah masyarakat/lingkungan kalian berada?
3) Ceritakan pengalaman keterlibatan teman-teman ketika berada dalam masyarakat!

 Fasilitator meminta peserta untuk mensharingkan hasil kelompok dalam presentasi pleno.

c. Rangkuman :
Teman-teman, tadi kita telah mendengar cerita dan pengalaman-pengalaman menarik dari setiap kelompok. Dari sharing teman-teman ternyata banyak peristiwa, situasi, serta kondisi yang terjadi di tengah masyarakat di mana teman-teman tinggal sekarang. Ada situasi dan peristiwa yang menyenangkan seperti bantuan/pertolongan dari tetangga ketika kamu kesulitan.

Akan tetapi kita juga tidak dapat menutup kenyataan bahwa masih ada juga situasi dan kondisi yang tidak sehat di masyarakat kita. Banyak remaja memakai narkoba, banyak anak-anak yang putus sekolah dan terjun dalam free sex. Selain itu, masih terasa juga aroma diskriminasi dan pembatasan kebebasan dalam menjalankan ritual agama.

3. Langkah II : Refleksi Kritis Terhadap Pengalaman Faktual
a. Pengantar :
Saudara-saudari yang terkasih, tadi kita telah mendengarkan sharing/presentasi setiap kelompok mengenai peristiwa, situasi, dan kondisi yang terjadi di lingkungan kamu tinggal. Maka sekarang, kami mengajak teman-teman kembali mendalami pengalaman di atas dengan beberapa pertanyaan panduan.

b. Pendalaman pengalaman:
 Fasilitator memberikan beberapa pertanyaan panduan untuk mendalami pengalaman faktual.
1) Bagaimana perasaan teman-teman mendengar sharing/presentasi kelompok lain?
2) Bagaimana kesan dan pesan teman-teman tentang peristiwa, situasi, dan kondisi yang terjadi di lingkungan tempat kamu tinggal?
3) Apa yang teman-teman peroleh dari menggali pengalaman-pengalaman faktual tadi?

 Fasilitator mengharapkan jawaban peserta sebagai berikut
1) Perasaan senang; gembira; kecewa, dsbnya.
2) Kalau peristiwa, situasi, dan kondisi yang baik dan menyenangkan tetap terus dipertahankan. Namun, bila hal tersebut terbalik, negatif dan merugikan secepatnya diperbaiki. Semua manusia memiliki kebebasan dan kesempatan yang sama dalam menjalankan ritual keagaamaan mereka. Dan suku atau etnis apa pun yang ada di lingkungan kita memiliki martabat yang sama seperti mayoritas masyarakat lainnya.

Dari pengalaman yang telah disharingkan di atas kami bisa mengetahui berbagai peristiwa, situasi, dan kondisi yang terjadi di lingkungan teman dan saudara kami tinggal. Dan sharing tadi juga bisa memberikan peneguhan dan jalan keluar bila berhadapan dengan situasi dan kondisi yang tidak sehat di lingkungan tersebut.

 Pada pengembangan selanjutnya, langkah III sampai langkah IV diberikan oleh saudara Melki. Di selingi dengan ice breaking 2 menit.
 Apa kabar teman? “okey banget!” atau Tepuk Katolik: “Iman, Aman, Amin, Okey Boss!”

4. Langkah III: Mengupayakan supaya Tradisi dan Visi Kristiani lebih terjangkau
a. Pengantar:
Saudara-saudari yang terkasih, setelah kita mendalami pengalaman faktual, kita selanjutnya akan mendalalami Tradisi dan Visi Kristiani agar lebih terjangkau dengan penglaman hidup kita. Kita akan membaca Markus 16:9-20 “Yesus menampakkan diri dan mengutus murid-muridNya sebelum Yesus terangkat ke sorga.”

16:9 Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan. 10 Lalu perempuan itu pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis. 11 Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya. 12 Sesudah itu Ia menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari mereka, ketika keduanya dalam perjalanan ke luar kota. 13 Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, tetapi kepada mereka pun teman-teman itu tidak percaya. 14 Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya. 15 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. 16 Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. 17 Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, 18 mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." 19 Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. 20 Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.

b. Pertanyaan penuntun dari fasilitator:
Teman-teman berikut beberapa pertanyaan panduan untuk didiskusikan kembali di kelompok yang telah dibentuk tadi:
1) Apa saja peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam perikop tersebut?
2) Apakah yang Yesus kehendaki kepada para murid-Nya?
3) Apakah tanda-tanda ajaib dan mukjizat-mukjizat yang menyertai para murid?

c. Interpretasi dari fasilitator:
Saudara-saudari terkasih, dari beberapa jawaban kelompok kami menyimpulkan bahwa:
1) Peristiwa-peristiwa dalam perikop tersebut antara lain: kebangkitan Yesus, penampakan Yesus kepada para murid, perutusan Yesus kepada para murid, dan peristiwa Yesus terangkat ke sorga.
2) Yesus menghendaki para murid memberitakan Injil ke seluruh dunia.
3) Yesus meyakini perutusan para muridNya dengan tanda-tanda ajaib dan berbagai mukjizat-mukjizat: mengusir setan, menyembuhkan orang sakit, dstnya.

5. Langkah IV: Hermenutika Dialektis antara Tradisi dan Visi Kristiani dengan Tradisi dan Visi Peserta
a. Pengantar:
Teman-teman terkasih, kita telah mengupayakan supaya Ajaran-ajaran Tradisi atau Visi Kristiani lebih terjangkau. Sekarang marilah kita akan mencoba supaya hermenutik dialektis antara Tradisi dan Visi Kristiani dapat sesuai dengan tradisi dan visi kita. Oleh karena itu saya akan memberikan pertanyaan panduan reflektif dalam beberapa pertanyaan.

b. Panduan pertanyaan Reflektif:
Teman-teman, jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini pada selembar kertas. Jawaban Anda tidak akan disampaikan secara lisan dan menjadi rahasia Anda pribadi dengan Allah.
1) Apakah selama ini teman-teman sudah melaksanakan pelayanan dalam masyarakat?
2) Apakah yang teman-teman alami dan rasakan ketika bermasyarakat?
3) Apakah teman-teman mau memperbaiki diri dan mau kembali melaksanakan kehendak Yesus?
4) Bagaimana sikap teman-teman ketika menghadapi tantangan dan godaan di dalam pelayanan dan bermasyarakat?

6. Peneguhan dari Fasilitator:
Teman-teman yang terkasih, di antara kita ada yang aktif ikut pelayanan dan ada juga yang bermasyarakat dengan baik. Namun ada pula yang sebaliknya bahkan terkadang kita melaksanakan pelayanan dalam masyarakat kurang “enjoy” dan “have fun”. Beraneka ragam perasaan dan pengalaman yang kita alami dalam bermasyarakat, gembira, sedih, “bete”, dsbnya. Situasi yang membuat kita tidak dapat mengembangkan dan bertumbuh dengan baik harus kita perbaiki dengan melaksanakan kehendak Yesus.

Kita yang akan menerima karunia Roh Kudus dalam sakramen krisma harus berani menghadapi tantangan dan godaan tersebut dengan selalu berdoa, mengucap syukur, dan bersikap baik. Marilah kita aktif berelasi dengan teman-teman seiman komunitas kristiani seperti Bina Iman Anak Remaja, Orang Muda Katolik dan lainnya. Hendaknya relasi kita dengan sesama membawa kita kepada kebahagiaan bersama Yesus Kristus, Tuhan kita.

7. Langkah V: Keterlibatan Baru Demi Semakin Terwujudnya Kerajaan Allah di Dunia Ini
a. Pengantar:
Teman-teman, setelah kita mendalami pribadi lebih dalam, sekarang marilah kita bangun niat-niat baru sebagai keterlibatan kita demi semakin terwujudnya Kerajaan Allah di dunia ini.

b. Membangun niat-niat:
Misalnya buat doa, atau kegiatan yang akan dilibati. Atau ide-ide yang akan diusulkan untuk membangun dan memupuk komunitas dan masyarakat.

c. Peneguhan dari Fasilitator:
Teman-teman yang terkasih,
Kita harus selalu bersedia menyesali dosa-dosa kita. “Janganlah mengeraskan batin kita ketika Allah mengetuk pintu hati kita!”. Kita harus sanggup menjalankan silih dan penitensi dari Allah sebagai wujud pertobatan kita. Sebagai wujud syukur kita kepada Allah yang penuh kasih mesra, maka kita harus membantu mendoakan orang-orang yang sedang mengalami kesusahan batin dan ketumpulan kesadaran akibat dosa-dosa yang melanda mereka. Semoga rahmat Allah tercurah bagi anak-anaknya yang hilang, sehingga sukacita sorgawi semakin mulia karena Allah dipermuliakan dengan ucapan syukur dan suka cita.

 Pada langkah terakhir, ditutup oleh Melki.
8. Penutup
a. Pengantar:
Teman-teman yang terkasih, kita telah belajar bersama untuk mengenal sakramen krisma lebih dekat lagi. Secara khusus hari ini kita mengenal tugas dan peran kita pada masyarakat. Kita memperoleh karunia Roh Kudus untuk menjadi serupa dengan para rasul Kristus yang diutus ke tengah masyarakat dunia.

Sekian dari kami berdua, terima kasih atas segala perhatian dan kerja sama kita semua. Sampai jumpa pada lain kesempatan. Sekarang, mari kita siapkan hati untuk berdoa.

 Fasilitator meminta kesediaan seorang peserta untuk memimpin doa secara spontan dan bernyanyi bersama.
 Bbila situasi tidak memungkinkan maka peserta/fasilitator dapat membaca doa di bawah ini.

b. Doa penutup:
Allah yang Maha Baik, kami mengucap syukur atas rahmat dan karunia-Mu yang menyertai perjalan hidup kami. Terima kasih atas segala kasih dan cinta-Mu yang terus menerus tercurah untuk kami. Ajarilah kami untuk menyadari lebih sungguh-sungguh agar terhindar dari tantangan dan cobaan. Bantulah kami mempergunakan waktu sebaik-baik mungkin untuk melaksanakan kehendak-Mu. Ya Allah, Ayah kami yang mulia, doa ini kami sampaikan dengan perantaraan Kristus Yesus, juru selamat kami. Amin.

c. Lagu Penutup:
“Saya Tahu Sadar Siap”
SAYA TAHU SADAR SIAP
DAN MELAKUKAN…2X
SAYA TAHU SADAR SIAP,
SIAP SADAR TAHU
SAYA TAHU SADAR SIAP
DAN MELAKUKAN
LEMBAR PENGESAHAN

Praktikan


Yanuari Marwanto
NIM: 2007 – 033 – 003

Melki Pangaribuan
NIM: 2007 – 033 – 012



Dosen Pembimbing Ketua Seksi Katekese Paroki

C. Iman Sukmana, M.Hum., Lic.Th. Cosmas A. Radjali Zebua


Mengetahui,
Kepala Paroki
Paroki Santo Matias Rasul


Pastor Aloysius Susilo, Pr.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamus Indonesia