Kalender Liturgi

Rabu, 22 Oktober 2008

EPISTULA_Perdana

Bagi manusia tidak mungkin memiliki hati yang bertelingga, tapi manusia bisa mengetahui dirinya ketika mendengar suara hatinya. Sama halnya telingga indrawi kita yang dapat mendengar; yang telah terucap keluar diakhir bibir mulut kita.

Tokoh besar katolik jakarta, Bapak Uskup KAJ, Mgr. Julius Kardinal Darmaatmadja SJ, dalam pertemuan terindah yang telah diberikan Tuhan untuk saya dan kedua rekan kuliah (lihat EPISTULA_Cerpen1).

Beliau memberikan jawaban sekaligus pesan kepada kami, melalui pertanyaan yang diajukan Maria Maya (teman satu angkatan),
"Menurut Romo, apakah yang harus kita lakukan dan wartakan terhadap para umat yang sudah 'terkontaminasi' dalam era globalisasi ini?".

Dengan kepemimpinan yang berwibawa dan sedernahana, Beliau mengatakan,
"
Biarkan mereka (umat) yang terkontaminasi itu hening sebentar. Biarkan mereka masuk ke kedalaman hatinya dan menerima kuasa dari Roh Kudus yang berbicara di dalam hatinya. Sebentar itu bisa berarti satu hari, bisa juga berarti beberapa waktu, hingga mereka benar-benar menyadari bahwa Tuhan yang berkata di dalam hati mereka".


Dari perkataan Beliau tersebut, saya mendapatkan insipirsi terbijaksana.
Bagi saya, Roh Kudus mencurahkan berbagai hal untuk kehidupan kita. Maka kita harus lebih peka, menyapa, dan berkata-kata dengan suara hati. Mengeluhlah pada hati yang Lunak; berdoa adalah waktu yang tepat. IMANUEL

"Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus" Roma 8:26-27

1 komentar:

  1. Hi Melki ...

    Gue setuju banget kalau mendengarkan suara hati.

    Hanya dengan mendengarkan suara hati kita sudah mendengarkan Yang dikatakan Tuhan.

    IMANUEL too

    BalasHapus

Kamus Indonesia